Sarjiya, seorang anak dari keluarga sederhana, tidak pernah membiarkan keterbatasan ekonomi menghalangi mimpinya. Dalam sebuah video pengukuhan sebagai Guru Besar di UGM, Sarjiya mengungkapkan pidato yang menyentuh hati, memohon maaf kepada adiknya, Suparsih, yang rela mengorbankan pendidikannya agar Sarjiya bisa melanjutkan sekolah. Ini semua karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.
Video Sarjiya ini menjadi viral di media sosial, mengundang air mata dari para penonton.
Meskipun kedua orangtuanya buta huruf, Sarjiya berhasil menempuh pendidikannya dengan sukses hingga mendapatkan gelar profesor. Ayahnya seorang pengrajin gamping dan ibunya seorang penjual gula jawa keliling, namun keduanya tidak pernah bisa membaca ataupun menulis karena tidak mendapatkan pendidikan formal.
Namun, meskipun dalam keterbatasan ekonomi, kedua orangtuanya tetap berjuang keras untuk menyekolahkan Sarjiya.
Berkat kerja keras dan pengorbanan orangtuanya, Sarjiya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan gemilang:
- Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon.
- Menyelesaikan SMP di Brosot.
- Melanjutkan SMA di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta.
- Menempuh kuliah S1 Teknik Elektro di UGM.
- Meraih gelar S2 di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro.
- Menempuh pendidikan program Electrical Engineering di Chulalongkorn University, Thailand.
Setelah memberikan pidato inspiratif di panggung, Sarjiya langsung mendatangi ibunya sambil bersujud. Ia memeluk ibunya dengan erat, kemudian menyalami keempat saudari perempuannya. Ayahnya tidak bisa hadir dalam momen pengukuhan tersebut karena telah meninggal dunia.
“Dengan segala pengorbanan dari kakak-kakak dan adikku, semoga mereka mendapatkan berkah yang lebih besar dari Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Sarjiya dengan penuh haru.
Kisah Sarjiya adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan usaha, tidak ada mimpi yang tidak bisa terwujud, bahkan dari lingkungan yang paling sederhana sekalipun. Semoga kisah inspiratif ini memberikan motivasi bagi banyak orang untuk mengejar impian mereka, tanpa memandang latar belakang atau keterbatasan apa pun.
