Ospek atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus adalah salah satu momen yang paling dinanti oleh mahasiswa baru di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Bagi banyak mahasiswa, ospek menjadi langkah awal untuk mengenal lebih dekat lingkungan kampus, teman-teman baru, serta sistem akademik yang akan mereka jalani selama beberapa tahun ke depan.

Namun, ospek juga tidak terlepas dari kontroversi, terutama terkait dengan isu perploncoan yang sering mencuat setiap tahunnya. Lalu, apa saja fakta menarik tentang ospek mahasiswa di Jogja? Mari kita telusuri lebih lanjut.

Baca juga: Kampus Seni Terbaik di Jogja: Ini Daftarnya

Berikut Sederet Fakta Menarik tentang Ospek Mahasiswa di Jogja

1. Sejarah Panjang Ospek

Tradisi ospek di Indonesia telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, bermula sejak era kolonial Belanda di awal 1900-an. Dulu, ospek dikenal sebagai ‘ontgroening,’ istilah yang menggambarkan mahasiswa baru sebagai ‘hijau’ atau masih segar dalam dunia kampus.

Kemudian, pada masa pendudukan Jepang, istilah perploncoan muncul. Merujuk pada praktik mencukur kepala mahasiswa baru hingga gundul, yang melambangkan seseorang yang masih polos dan belum mengenal dunia dewasa. Bahkan, beberapa universitas di Jogja memiliki sejarah ospek yang panjang dan sarat dengan budaya lokal.

Pada awalnya, ospek lebih difokuskan pada pengenalan kampus dan lingkungan sekitar. Namun, seiring waktu, ospek juga berkembang menjadi ajang pembentukan karakter dan pengenalan budaya akademik bagi mahasiswa baru.

2. Perubahan Format Ospek

Tidak dapat dipungkiri bahwa ospek di Jogja, pernah identik dengan kegiatan perploncoan yang penuh tekanan. Beberapa tahun lalu, kegiatan ospek sering kali menjadi sorotan media karena adanya tindakan kekerasan atau perploncoan yang tidak pantas.

Meski tidak selalu berupa kekerasan fisik, perilaku usil dari senior tetap dianggap kurang sopan dan perlu diubah. Meskipun pesan yang ingin disampaikan, seperti membentuk keberanian, mungkin memiliki niat baik, namun cara penyampaiannya sering kali tidak sesuai.

Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan HAM dan pendidikan yang lebih humanis, format ospek di Indonesia, termasuk di Jogja, mengalami perubahan signifikan. Banyak universitas di Jogja kini menerapkan ospek dengan pendekatan yang lebih edukatif, menitikberatkan pada pembekalan pengetahuan, soft skills, serta nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.

3. Ospek Daring di Tengah Pandemi

Pandemi COVID-19 membawa perubahan signifikan dalam pelaksanaan ospek di Jogja. Pada tahun 2020, untuk pertama kalinya, banyak universitas di Jogja menyelenggarakan ospek secara daring (online).

Meskipun terdapat tantangan dalam hal interaksi dan partisipasi, ospek daring ini justru membuka peluang baru dalam pemanfaatan teknologi untuk orientasi mahasiswa baru.

Dengan menggunakan aplikasi konferensi video dan platform e-learning, mahasiswa baru tetap bisa mengikuti ospek meski dilakukan dari jarak jauh.

4. Ragam Kegiatan Ospek: Dari Kegiatan Sosial hingga Pengenalan Budaya

Ospek di Jogja tidak hanya sekadar mengenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Misalnya, beberapa universitas mengadakan bakti sosial sebagai bagian dari ospek, di mana mahasiswa baru diajak untuk langsung terjun membantu masyarakat sekitar.

Selain itu, pengenalan budaya lokal juga menjadi salah satu agenda penting dalam ospek di Jogja, sehingga mahasiswa dari luar daerah dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan tradisi budaya Jogja.

Baca juga: 10 Tips Lolos Beasiswa Kuliah

5. Kontroversi dan Kritik terhadap Ospek

Meski telah banyak mengalami perubahan, ospek di Jogja masih tetap menuai kontroversi. Beberapa pihak mengkritik pelaksanaannya yang dianggap terlalu memberatkan atau kurang relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini.

Selain itu, muncul juga isu-isu seperti penyajian makanan yang tidak layak dan kesenjangan antara ospek fakultas dan universitas, di mana mahasiswa sering merasa lebih terbebani oleh kegiatan ospek di tingkat fakultas yang cenderung lebih intens.

6. Ospek Sebagai Ajang Membangun Jaringan dan Relasi

Salah satu manfaat ospek di Jogja adalah kesempatan untuk membangun ikatan dan relasi yang solid dengan teman-teman mahasiswa baru di kampus. Ospek menghadirkan berbagai kesempatan bagi mahasiswa baru untuk berkolaborasi melalui diskusi kelompok, permainan kreatif, dan proyek sosial.

Selain membangun jaringan sosial, ospek juga memperkuat keterampilan komunikasi dan kerja sama yang esensial untuk sukses di kampus dan dunia profesional.

7. Masa Depan Ospek

Melihat perkembangan ospek di Jogja dalam beberapa tahun terakhir, bisa disimpulkan bahwa arah ke depan adalah menciptakan ospek yang lebih inklusif, edukatif, dan berfokus pada pengembangan diri mahasiswa.

Dengan demikian, ospek tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, tetapi justru menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membangun bagi setiap mahasiswa baru.

Baca juga: Lokasi Kampung Inggris Jogja Dimana? Ini Alamat Lengkapnya

Kesimpulan Fakta Menarik tentang Ospek Mahasiswa di Jogja

Ospek di Jogja merupakan tradisi yang terus berevolusi, mencerminkan perubahan zaman dan kebutuhan mahasiswa. Dari sejarah panjangnya hingga format daring di tengah pandemi, ospek tetap menjadi bagian penting dari perjalanan akademik di Yogyakarta.

Dengan dukungan dari pihak kampus dan semangat perubahan, diharapkan ospek di Jogja akan terus menjadi ajang yang mendidik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi setiap mahasiswa baru yang menapaki dunia pendidikan tinggi.

Buat kamu yang juga mau belajar bahasa Inggris di Jogja nggak perlu bingung lagi. Karena sekarang sudah ada Kampung Inggris Jogja FLIP Education. Tersedia berbagai pilihan program baik secara online ataupun offline, jadi tinggal kamu sesuaikan saja!

Info lebih lengkap bisa hubungi kontak admin yang tertera yaa!